Notulensi Diskusi Publik “Ngobam(Ngobrol Bareng Mahasiswa Agroteknologi)”
Efektivitas Food Estate sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan
Pangan Nasional
Diskusi Publik
merupakan salah satu Agenda dari bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Mahasiswa
Agroteknologi “IMAGROTEK’ UPN “Veteran” Jawa Timur. Pada diskusi kali ini
bidang Pengabdian Masyarakat menyajikan topik yang tengah hangat
diperbincangkan masyarakat, yaitu Food Estate atau lumbung pangan nasioanl .
Untuk itu tema yang ambil adalah mengenai efektivitas food estate sebagai upaya
meningkatkan ketahanan pangan nasional. Adapun narasumber yang dihadirkan ialah
mereka yang kompeten dan ahli di bidangnya, Dr.Ir. Ramdan Hidayat,MS dan
Dr.Ir.H Zainal Abidin,MS Dosen Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa
Timur.Diskusi Publik dimulai pada pukul 09.00 WIB
dipandu oleh Rizky Wahyu Lestari , Mahasiswa Agroteknologi angkatan 2019.
Penyampaian
materi pertama disampaikan oleh Dr.Ir. H. Zainal Abidin,MS, beliau menjelaskan
bahwa Food Estate merupakan salah satu usaha dalam menghadapi krisis pangan
dunia, food estate sendiri haruslah berorientasi pada food security atau
ketahanan pangan. Salah satu fakta mengejutkan bahwa Indonesia merupakan Negara
konsumen mie terbesar kedua setelah Tiongkok , sedangkan mie sendiri terbuat
dari tepung terigu berbahan gandum yang
masih import. Melalui hal tersebut Presiden Joko Widodo mengutus Menteri
Pertahanan untuk mengurus cadangan pangan singkong di lumbung pangan. Bersama
dengan Menteri Pertanian berbagai alat pertanian yang syarat akan kemajuan
zaman dan sosialisasi pasca panen telah disiapkan untuk menyongsong program ini
. Ditinjau dari beberapa hal, banyak pengamat pertanian mengutarakan bahwa
bahwa lebih baik Pemerintah melakukan
Intesifikasi lahan,yaitu peningkatan produktivitas per satuan luas lahan, dapat
dilakukan dengan penggunaan alsintan, pemupukan, cegah hama penyakit tanaman,
membenahi irigasi, dan meningkatkan indeks pertanaman. Selain karena konsumsi
masyarakat yang cenderung import, adanya pandemic Covid-19 ini seharusnya
mendorong Pemerintah untuk lebih mandiri dan tidak mengandalkan pasar dunia. Menurut
buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2021 menyebutkan Pemerintah akan melaksanakan program pengembangan lumbung
pangan (food estate) di Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua
(Merauke). Pembangunan bidang ketahanan pangan akan dilaksanakan antara lain
oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Food estate harus
dijalankan dengan mengikuti perkembangan era, yaitu dengan Revolusi Industri
4.0 untuk menghadapi persaingan global.
Materi kedua
disampaikan oleh Dr. Ir. Ramdan Hidayat,MS. Latar belakang diadakannya food
estate adalah keinginan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional yang
berbasis kedaulatan pangan dan kemandirian pangan, bukan import. Kedaulatan pangan dapat diwujudkan apabila
petani sebagai penghasil pangan memiliki, menguasi, dan mampu mengontrol
alat-alat produksi pangan seperti benih,tanah,air, dan teknologi serta
pelaksanaan pembaran agrarian sehingga terjadi pemenhan atas hak pangan yang
memiliki kualitas serta bergizi . Pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat
memberikan dampak kepada sector pertanian. Makin tingginya angka pertumbuhan
sejalan dengan kebutuhan pangan yang harus terpenuhi membuat harga bahan pangan
dalam negeri melonjak. Selain itu , beralihnya lahan produktif menjadi lahan
pembangunan non-pertanian menghambat
Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pangan . Keadaan yang demikian yang
mendorong Pemerintah untuk melakukan perubahan agar tidak stagnan dan mampu
menaikkan kurva kemandirian pangan. Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan
secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu
kawasan lahan yang sangat luas. Adapun target yang ingin diperoleh dari pengadaan
Food Estate secara luas antara lain, stabilisasi
harga pangan, membangun Pemerintahan sebagai Buffer Stock pangan utama di daerah, padat karya pertanian, Social Safety Net, memberi
fasilitas pembiayaan petani melalui KUR dan asuransi pertanian, serta memperluas akses pasar melalui pengembangan toko tani
dan usaha kemitraan
. Diharapkan pula Food Estate dapat meningkatkan produksi pangan tiap tahunnya,
peningkatan ekspor, penumbuhan petani milenial, dan menuju Pertanian 4.0 .
Salah satu
wilayah pembangunan Food Estate adalah pulau pisang dan pulau kapuas di
Kalimantan Tengah . Lalu bagaimana keadaan sumberdaya lahan di Kalimantan
Tengah? Lahan basah Indonesia
terluas di Asia seluas 4,8 juta ha (32%)
berada di Kalimantan. Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang dibangun di atas
lahan gambut ombrogen dengan luas sekitar 2,7 juta ha. Lahan gambut menyimpan karbon global paling signifikan terbentuk selama ribuan tahun, untuk itu pula
Pemerintah berkomitmen melindungi dan menjaga kelestarian gambut karena apabila
lahan gambut terganggu, terdapat kemungkinan keadaan gambut tidak dapat
dikembalikan.
1.
Pertanyan dari Muhammad Anis
Menurut
pandangan Bapak, melihat dari kondisi sekarang ini apakah penggunaan anggaran
yang diberikan Pemerintah sudah tepat sasaran dalam ketersediaan pangan di masa
pandemi seperti ini ? serta bagaimana upaya pemerintah dalam menghadapi bonus
geografis seperti yang telah bapak paparkan?
Bagaimana solusi
yang ditawarkan kepada Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 ? Serta
apa yang masih menjadi kekurangan Pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan
Ketahanan Nasional ?
Jawaban dari
Dr.Ir. Zainal Abidin,MS
Pandemi memang
ada kaitannya dengan persoalan pangan. Artinya dalam hal ini, Ketahanan pangan
ada kaitannya dengan distribusi, dan produksi, namun dimasa pandemic ini
terbatasnya ruang gerak dan aktivitas produksi serta distribusi menjadi
terganggu
Ketahanan pangan
berkaitan juga dengan ketahanan nasional sebab ketahanan pangan menentukan
hidup matinya suatu Negara , kalau rawan pangan dan kelaparan maka semua aspek
seperti aspek ideology ,politik, social
budaya akan menjadi lumpuh. Secara umum bahwa
untuk mewujudkan Indonesia emas
2045 maka harus ada pemimpin yang
terbaik ,perlu kita tahu bahwa kita semua adalah pemimpin Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas akan
yang diperbuat, maka Pemimpin harus berpegang dan mengimplementasikan pancasila
dan UUD 1945 , diera global seperti saat ini generasi milenial harus mengikuti
zaman tapi jangan asal mengikuti,kita harus mengerti budaya kita sebagai Bangsa
Indonesia
Jawaban dari
Dr.Ir. Ramdan Hidayat ,MS :
Menurut pak
Ramdan penggunaan anggaran dana pemerintah dalam hal pangan sudah tepat, karena
FAO sudah memperingatkan Negara diseluruh dunia untuk antisipasi adanya krisis
pangan yang terjadi karena kebutuhan kedepan yang luar biasa, sehingga harga
pangan semakin mahal dan jumlah penduduk tidak pernah turun. Di Indoensia
dengan rakyat 265 jt butuh 37,35 juta ton beras sementara hasilnya masih di
33juta ton, maka perlu adanya upaya peningkatan baik ekstensifikasi (memperluas
lahan) dan intensifikasi (produktivitas) . Sumberdaya Indonesia dari dalam bumi
pun juga hampir habis, sebagai Negara tropis Indonesia dituntuut untuk
menghasilkan berbagai tanaman pangan
Namun food
esatate baru dimulai dengan pemanfaatan lahan yang belum dimanfaatkan dengan
optimal. Apabila ada kebijakan dan tindakan yg tidak sesuai dengan tujuan awal
, permentan telah menyediakan program ketahanan pangan 2045 antisipasi keluar
dr keterpurukan.
Indonesia punya 17jt lahan pertanian, perlu
ditingkatkan lahan produktivitasnya, karena dbanding dengan Negara 4 musim,
Indonesia lebih unggul jika ingin bercocok tanam.ditambah lagi Geografi
indoensia juga mendukung,yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana
menjaga SDM kita agar kompeten dan bisa produktif yang memanfaatkan revolusi
industri dengan kecangihan teknologi agar maksimal
2.
Pertanyaan dari Syafa Tasya Kamila :
Apa yang bisa
dilakukan mahasiswa agroteknologi sebagai upaya kontribusi meningkatkan
kedaulatan pangan dalam ruang lingkung food estate di Indonesia ?
Jawaban :
Food estate baru
saja diluncurkan sehingga perlu tenaga kerja dan SDM yang kompeten , dikhawatirkan
pertanian akan ditinggalkan oleh anak muda sehingga yang mengerjakan dilahan
pertanian hanyalah orang tua yang produktivitasnya rendah. Sebagai mahasiswa saat kuliah harus kompeten. Mahasiswa setelah lulus tidak hanya membawa
ijazah tapi juga sertifikat kompetensi yang sangat dibutuhkan untuk menyakinkan
pengguna. Tidak hanya IPK yang baik tapi juga sebuah kompetensi diperlukan agar
dapat membangun food estate dengan SDM yang baik.
3.
Pertanyaan dari Frans andreas :
Apakah ada efek
perluasan lahan 4.0 ? Karena ditempat
saya saat ini dimana sawah sudah banyak menjadi bangunan, dan mungkin 10 atau
20 tahun kemudian lahan sawah di desa saya menjadi sempit, apakah itu menjadi
ancaman untuk ketahanan pangan kita ?
Jawaban dari
Dr.Ir. Zainal Abidin,MS
Dengan adanya konversi lahan dari lahan
pertanian menjadi non pertanian mengancam ketahanan pangan kita. Manusia
jumlahnya semakin banyak,kebutuhan makan juga harus banyak. Lahan bertambah
sempit sehingga harga semakin mahal begitu juga dengan investasi. Perluasan
berdampak pada hutan , areal baku yang tersedia khususnya di Jawa. Pemerintah
harus memperketat peralihan fungsi lahan pertanain ke non pertanian, jaminan
ketersediaan pangan menjadi kunci dan penentu hidup matinya Negara, dengan
ketersediaan pangan manusia akan makan makanan bergizi dan sehat dan kecerdesaan itu harganya mahal
(kualitas SDM dipengaruhi oleh gizi pangan)
Membuka hutan
harus ada dokumen analisis yang
berisikan dampak lingkungan, harus ramah lingkungan. Hutan memiliki 3 fungsi
harmonisasi ekologi,social, dan ekonomi. Kata kuncinya harus kita harus
mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan tapi semua harus selaras. Jadi
eksternality dari dibuka nya food estate wajib menjadi perhatian kita, ada
kajian amdal bagaimana dampaknya terhadap fisika, kimia, social, dll.
(fiskimbiosoekbudkesmas) , janagn sampai masyarakat dirugikan. Masyarakat pun
harus menerima dampak baiknya, dengan berbasis kelompok tani , dibuat satu
penanganan. Dari sisi kelembagaan itulah harus ditumbuhkan melalui pengadaan
kelompok tani dll setempat berbasis
potensi local .Kita berfikir global tapi bagaimana kita bertindak local.
Jawaban Dr.Ir.
Ramdan Hidayat,MS
Konversi lahan
pasti terjadi, ada upaya dalam hal produksi pangan yaitu melalui urban
agriculture , yang harus dilakukan adalah meningkatkan peran urban agriculture
, ini akan melanda Negara yang semakin maju seperti Indonesia. Jadi pertanian
perkotaan harus didukung, pertaknian perkotaan menjadi isu depan yang perlu
kita pahami dan kita jadikan suatu program ,bisa dengan budidaya
vertikultur,hidroponik, dalam gedung, aquaponik.
4.
Tanggapan dari
Rofidah Nurfitriyah
Sependapat
dengan Bapak Zainal terkait aspek penting dan ketahanan pangan bahwa dalam
menunjang kedaulatan pangan Indonesia perlu memperhatikan kearifan local serta
potensi sumberdaya local yang dimanfaatkan di Indonesia . dalam mewujudkan
ketahanan pangan menurut UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan yang harus dijaga
ada tiga aspek yang akan memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan
yaitu mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan kemandirian pangan dan keamanan
pangan. Ketiga spek tersebut sejalan dengan penyampaian atau definisi ketahanan
pangan dari FAO yang menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai suatu kondisi
dimana setiap orang sepanjang waktu baik secara fisik maupun ekonomi memiliki
akses terhadap pangan tersebut dengan aman dan bergizi .
5.
Tanggapan dari Dr.Ir. Zainal Abidin,MS
Dalam teori
bisnis, sumberdaya local merupakan sumberdaya yang paling banyak dikuasai, yang
paling hangat dimiliki seharusnya menjadi dasar keunggulan komperatif. Artinya
komperatif ini harus dicapai berdasarkan sumberdaya local dan tidak bergantung
pada Negara lain mengingat Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
Dengan begitu kita seharusnya bisa menggalangkan mandiri pangan dan menekan
angka import kemudian barulah mewujudkan kadaulatan pangan yang berarti Negara
dapat mengatur sendiri kebutuhan pangannnya.
Kasus yang
banyak terjadi saat ini, masyarakat banyak yang mengonsumsi softdrink, mie
instan, yang tentunya tidak aman dan dapat membahayakan kesehatan . pada
seharusnya masyarakat lebih mengedepankan gizi yang terkandung dalam makanan
dan terjamin kehalalannya.
6. Pertanyaan
dari Antono Landjar
Menurut bapak
bagaimana langkah yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam
menguatkan pangan Indonesia ? Apakah dengan mengekstensifikasi lahan atau
intensifikasi lahan yang sekarang ada ?
Jawaban
Dr.Ir.Ramdan Hidayat ,MS
Food estate
merupakan budidaya tanaman pangan secara terintegrasi dalam skala luas ribuan
hektar, bagi daerah yang dipilih apabila sudah tersedia lahan yang kurang
produktif , tentu dilakukan intensifikasi , tetapi kalau target luasan food
estate kurang maka dilakukan ekstensifikasi atau pembukaan lahan baru.
0 Comments