DAMPAK PERTAMBANGAN LAHAN PRODUKTIF DARI SISI EKOLOGI

Oleh : team LITBANG IMAGROTEK UPN JATIM

                Selamat datang di website IMAGROTEK UPN JATIM. Hari ini kami akan membahas dampak pertambangan dari segi ekologi. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa ilmu ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur biotik dan abiotik dalam lingkungan. Hubungan ini bisa saling menguntungkan, atau saling bersaing, maupun saling dirugikan. Kegiatan ekologi sendiri tidak lepas dari kehadiran manusia sebagai agen pengelola bumi. Sementara faktor lain seperti hewan dan tumbuhan lebih kepada faktor pelengkap/komplementer.

                Sementara arti dari pertambangan adalah mencari atau menggali maupun mengeksplorasi bumi untuk mendapatkan suatu material untuk dijual (memiliki harga jual). Dan tentunya proses pertambangan sendiri memiliki dampak di berbagai aspek kehidupan, diantaranya ekologi. Berikut ini dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan pertambangan tanpa AMDAL(analisis mengenai dampak lingkungan)  yang jelas.

              Dari segi tanah: yang pertama diperhatikan di sini ada kualitas tanah. Pada saat proses pertambangan berlangsung terdapat lapisan tanah yang hilang diantaranya adalah lapisan tanah organik, atau dikenal dengan istilah top soil. Pada proses pertambangan tanpa AMDAL memang dimungkinkan untuk masih ditemukanya nilai unsur hara dan juga mikroorganisme yang menduduki tanah.  Karena itu, kita sebenarnya mengalami kerugian, jika mengikis tanah, atau menggali tanah di bagian ini. Apalagi tanah tersebut merupakan tanah yang paling pertama dimana akar menancap dan berkembang. Sirkulasi udara dan remah yang ada di tanah ini cukup membantu proses pembentukan akar. Berikut ini kerugian yang diperkirakan dilihat dari segi ekonomis.
(kedalaman tanah x luas tanah x harga tanah per karung x 3) = 0,5 x 10.000m2 x 10.000 x 3 =200.000.000 rupiah (1 meter kubik tanah setara dengan 3 karung media tanam)
Masuk ke dalam lapisan ke 2. Pada lapisan ini terkadang ditemukan air tanah,dikarenakan banyaknya sistem perakaran dari tanaman tahunan dan tanaman hortikultura berbatang keras maka mungkin akan menjadikan sumber penyimpanan air.  Dan dari air pada level ini dapat menyuplai air hingga 8.000.000m3/delapan juta meter kubik per hari, atau setara 8.000.000.000 liter per hari. Sedangkan selama 25 tahun penambangan, kemudian dikali dengan harga air bersih per liter yaitu 1000 rupiah = 8.000.000.000 x 365 x 25 x 1000 = 73.000.000.000.000 rupiah.

Sekarang masuk ke lapisan ke 3, dimana di lapisan ini air bersih juga masih tersedia. Pada dasarnya suplai air ini sendiri digunakan untuk seluruh warga maupun masyarakat. Pada tingkatan ini lapisan dapat menyuplai air hingga 3.000.000.000 per hari. Sehingga hitungan umum adalah sebagai berikut
3.000.000.000 x 365 x 25 x 1000 = 1.095.000.000.000 rupiah.

Menurut lapang produksi.
Sekarang kerugian juga bisa dilihat dari hasil lahan menurut lapang produksi. Atau hasil produksi yang dihasilkan selama 25 tahun.biasanya komoditas utama warga Indonesia adalah pangan, terutama adalah beras. Jika lahan produktif pertanian dialihfungsikan menjadi lahan pertambangan. Dalam 4 bulan, wajarnya petani mendapatkan keuntungan sebanyak 18.000.000 per hektar. Jika alih fungsi lahan tersebut secara estimasi memakan 8 hektar lahan, maka akan menelan kerugian sebesar (18.000.000 x  8 =144.000.000) setiap kali panen. Jika hitungan tersebut dalam 25 tahun dan dalam 1 tahun dapat panen 3 kali maka (144.000.000 x 3 x 25 =10.800.000.000.

Menurut jumlah pohon/tanaman tahun.
Jika menebang  pohon dalam usia pohon 5 tahun. Maka nilai pohon = 6.000.000 dan jika menebang 10000 pohon maka (6.000.000 x 10000= 60.000.000.000) dan tentu hal ini juga berdampak pada pemanasan udara. Dan juga mengganggu ekosistem
Jadi total kerugian yang didapat dari alih fungsi lahan pertanian dari sisi ekologi adalah sebesar
(73.000.000.000.000 + 60.000.000.000 + 200.000.000 + 10.800.000.000 + 1.095.000.000.000 = 74.166.000.000.000 rupiah. Atau setara tujupuluh empat koma enambelas triliun rupiah.

Itu merupakan kerugian yang dapat dijabarkan melalui ilmu ekologi. Tulisan ini merupakan hasil riset singkat secara pribadi, kritik dan saran diperlukan. Terimakasih.


Daftar pustaka
20.42
20.40
CiViLiZer: AIR TANAHyudhacivilizer.blogspot.co.id
20.40
20.39
20.34

Post a Comment

1 Comments

  1. Analisis dampak lingkungan (bahasa Inggris:Environmental impact assessment) atau Analisis mengenai dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan, misal untuk tambang wisata dan sebagainya. kajian tentang amdal tidak hanya terbatas untuk tanah, namun juga udara air dan seluruh elemen biotik dan abiotik. jadi tidak ada perbedaan pengurusan AMDAL antara tanah satu dan lainya

    ReplyDelete