#8 ACTION (Agrotechnology Education) - Penyakit Antraknosa Pada Cabai

 PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI


Antraknosa merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai serta dapat menginfeksi hampir seluruh bagian tanaman cabai, seperti cabang, ranting, daun, hingga buah yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Penyakit antraknosa merupakan salah satu kendala ekonomi utama untuk produksi cabai di seluruh dunia Penyakit busuk buah ini disebabkan jamur Colletotrichum capsici. Kehilangan hasil karena penyakit ini bisa mencapai 50%-100% saat musim hujan. Cendawan Colletotrichum capsici dapat hidup di berbagai ketinggian, sehingga cendawan ini bisa menyerang cabai yang ditanam di dataran rendah sampai tinggi.

 Kerusakan yang disebabkan oleh cendawan ini terjadi pada bagian buah. baik buah yang masih muda ataupun yang sudah masak. Cendawan ini termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih. Penyebaran penyakit ini terjadi bisa melalui percikan air, baik air hujan ataupun alat semprot. Suhu optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C. 


       Gejala Serangan Antraknosa Cabai

Gejala Antraknosa


        Gejala penyakit antraknosa pada cabai antara lain:

  • Bintik-bintik kecil berwarna kehitaman dan sedikit melekuk.
  • buah yang terinfeksi mengerut, membusuk dan rontok/gugur. 
  • Bercak berbentuk bundar cekung berkembang pada buah muda.
  • bercak merata hampir di seluruh permukaan kulit buah. 
  • Bercak menjalar ke tangkai buah dan meninggalkan bintik yang tidak beraturan berwarna merah tua dengan tepinya berwarna merah tua gelap.


        Tanda Serangan Antraknosa Cabai

Tanda Antraknosa

         Tanda penyakit antraknosa antara lain:

  • Adanya daur hidup jamur C. capsici
  • Pertumbuhan koloni berupa miselium berwarna putih di permukaan
  • Jika lama-kelamaan akan membentuk aservulus, yang tertutup warna merah muda sampai cokelat muda yang merupakan masa konidium



        Pengendalian 

  • Menggunakan fungisida berbahan nabati yang aman dan ramah lingkungan.
  • Pemanfaatan mikroorganisme 
  • Penggunaan Agens Biologis Trichoderma sp.
  • Membersihkan lahan dan tanaman yang terserang agar tidak menyebar.
  • Seleksi benih atau menggunakan benih cabai yang tahan terhadap penyakit
  • Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi
  • Dengan memotong dan memusnahkan buah yang sakit.


    Sumber referensi

            Aziziy, M. H., Tobing, O. L., & Mulyaningsih, Y. (2020). Studi Serangan Antraknosa pada                    Pertumbuhan Cabai Merah (Capsicum annuum L.) setelah Aplikasi Larutan Daun Mimba dan Mol         Bonggol Pisang. Jurnal Agronida, 6(1), 24. https://doi.org/10.30997/jag.v6i1.2668

             Prihatiningsih, N., Djatmiko, H. A., & Erminawati, E. (2020). Komponen epidemi penyakit                    antraknosa   pada tanaman cabai di kecamatan baturaden kabupaten Banyumas. Jurnal Agro, 7(2),         203–212. https://doi.org/10.15575/8000

            Ramdan, E. P., Arti, I. M., & Risnawati. (2019). Identifikasi Dan Uji Virulensi Penyakit Antraknosa        Pada Pascapanen Buah Cabai. Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 3(1), 67–    76. https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i1.1976

            Wiratama, I., dkk. 2013. Kajian Ketahanan Beberapa Galur dan Varietas Cabai terhadap Serangan        Antraknosa di Desa Abang Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. E-Jurnal                           Agroekoteknologi Tropika. 2( 2)


        

            Sumber Gambar

            https://images.app.goo.gl/Dzgv6ELhrXab1gNo
            https://data03.123doks.com/thumbv2/123dok/000/175/175210/27.595.124.491.421.633/gambar-           gejala-antraknosa-cabai-dan-konidia-collectrotichum-capsici.webp

Post a Comment

0 Comments